Sabtu, 26 Desember 2015

KONSEP MEDIS DIABETES MELITUS




KONSEP MEDIS DIABETES MELITUS

1.      Pengertian
a.       Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis, termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.
(Price, S.A., 1995, hal: 1111)
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron (Mansjoer, Aa, 1999, hal: 580).
Diabetes Melitus(DM) adalah masalah yang mengancam hidup (kasus darurat) yang disebabkan oleh defisiensi insulin relatif atau absolut. (Doenges, 2000, hal: 726).
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit kronik yang komplek yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak, berkembangnya komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis. (Long, B.C, 1996, hal: 4).
Berdasarkan beberapa pengertian Diabetes Melitus diatas maka penulis menyimpulkan penyakit Diabetes Melitus adalah penyakit degeneratif dan merupakan suatu penyakit yang komplek  yang melibatkan  kelainan metabolisme karbohidrat,protein, dan lemak   serta dapat mengancam  hidup dan disebabkan oleh defisiensi insulin klarena adanya peningkatan kadar gula dalam darah.
Asuhan keperawatan keluarga dengan Diabetes Melitus adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan pada anggota keluarga yang mengalami Diabetes Melitus.
Klasifikasi Diabetes Melitus
1)      Diabetes Melitus Tipe I (Insulin Dependent Diabetes Melitus, IDDM)
Defisiensi insulin karena tidak terdapatnya sel-sel langerhans, biasanya berhubungan dengan tipe HLA spesifik, keadaan defisiensi insulin ini biasanya dikatakan absolut karena ketergantungan yang sepenuhnya pada insulin-eksogen. Penderita IDDM cenderung memiliki keadaan intoleransi glukosa yang lebih berat dan tidak stabil. IDDM lebih kas/cenderung terjadi pada semua usia, umumnya usia muda.
2)      Diabetes Melitus Tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus, NIDDM)
Karena suplai insulin berkurang atau tidak cukup efektif sebagaimana mestinya tingkat gula darah naik lebih lamban. Tidak banyak protein dan lemak yang dihancurkan, hingga produksi keton pun tidak banyak, dan rendahnya resiko terkena ketoasidosis koma. Kebanyakan yang menderita diabetes tipe 2 adalah wanita dari pada pria, mungkin karena diabetes munculnya di usia yang lebih lanjut dan wanita umumnya hidup lebih lama (Bilous, R.W., 1999, hal: 12)
3)      Diabetes Melitus Sekunder (diabetes yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu)
Diabetes yang terjadi karena akibat kerusakan pada pankreas yang menyebabkan sebagian besar kelenjar rusak (Bilous, RW., 1999, hal: 14)
4)      Diabetes Melitus yang berhubungan dengan Malnutrisi
Masih terdapat dua kategori lain yaitu abnormalitas metabolisme glukosa yaitu:
a)      Kerusakan Toleransi Glukosa (KTG)
Konsentrasi glukosa antara normal dan Diabetes Melitus dapat menjadi normal atau tetap tidak bertambah, bahkan dapat melebihi nilai konsentrasi tersebut.
b)      Diabetes Melitus Gestasional (DMG)
Diabetes yang terjadi pada saat kehamilan adalah intoleransi glukosa yang mulai timbul atau menular diketahui selama keadaan hamil, karena terjadi peningkatan sekresi berbagai hormon di sertai pengaruh metabolik terhadap glukosa (Price dan Wilson, 1995, hal: 1112).
2.      Etiologi
Corwin (2000, hal: 543) menyatakan etiologi/penyebab Diabetes Melitus tergantung dari tiap-tiap tipenya.
a.       Tipe I: Insulin Dependent Diabetes Melitus, IDDM
IDDM adalah penyakit hiperglikemia akibat ketidakabsolutan insulin, pengidap penyakit itu harus mendapat insulin pengganti. IDDM disebabkan oleh destruksi auto imun, sel-sel beta pulau langherhans dan terdapat kecenderungan pengaruh genetik.
Diabetes tipe I biasanya dijumpai pada orang yang tidak gemuk berusia kurang dari 30 tahun.
b.      Tipe II Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM)
NIDDM disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangkum pengambilan glukosa oleh gangguan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel beta tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya. Kefosis resisten lebih sering pada orang dewasa, tapi dapat juga terjadi pada semua umur, kebanyakan penderita kelebihan berat badan, ada kecenderungan familial, mungkin perlu insulin pada saat hiperglikemik selama stress (Long, BC, hal: 6).


c.       Diabetes Melitus Sekunder (diabetes yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu)
Hiperglikemik terjadi karena penganut lain seperti: kerusakan pankreas, obat-obatan kimia, kelainan insulin, sindrom genetik tertentu (Long, BC, hal : 6)
d.      Diabetes Melitus yang berhubungan dengan malnutrisi
1)      Kerusakan toleransi glukosa (KTG)
Konsentrasi glukosa antara normal dan Diabetes Melitus dan dapat menjadi normal atau tetap tidak berubah bahkan dapat melebihi nilai konsentrasi tersebut.
2)      Diabetes Melitus gastosional (DMG)
Diabetes yang terjadi pada saat kehamilan ini adalah intoleransi glukosa yang mulai timbul atau menular diketahui selama keadaan hamil, karena terjadi peningkatan sekresi berbagai hormon di sertai pengaruh metabolik terhadap glukosa, maka kehamilan merupakan keadaan peningkatan metabolik tubuh (Price dan Wilson, 1995, hal: 1112).
3.      Patofisiologi
Pasien-pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa yang normal, atau toleransi glukosa sesudah makan karbohidrat, jika hiperglikemianya parah dan melebihi ambang ginjal, maka timbul glukosoria. Glukosoria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang meningkatkan mengeluarkan kemih (poliura) harus terstimulasi, akibatnya pasien akan minum dalam jumlah banyaj karena glukosa hilang bersama kemih, maka pasien mengalami keseimbangan kalori negatif dan berat badan berkurang. Rasa lapar yang semakin besar (polifagra) timbul sebagai akibat kehilangan kalori (Price and Wilson, 1995, hal: 1114).
Komplikasi Diabetes Melitus bisa terjadi secara akut maupun kronis. Komplikasi akut Diabetes Melitus adalah ketaasidosis diabetes dan non asidotik hiperosmolar. Pada ketoasidosis diabetes, kadar glukosa darah meningkat secara cepat akibat glukoneogenesis dan peningkatan penilaian lemak yang progresif, maka timbul poliurea dan dehidrasi. Kadar keton juga meningkat (ketosis). Keton keluar melalui urine (ketouria). Pada ketosis, pH menurun dibawah 7,3 dan menyebabkan asidosis metabolik dan merangsang hiperventilasi. Komoplikasi ini terjadi pada diabetes tipe I. Pada diabetes tipe II komplikasi akut yang terjadi adalah non asidotik hiperosmolar, dimana pasien mengalami hiperglikemia berat dengan kadar glukosa darah lebih dari 300 mg per 100 ml. Hal ini menyebabkan osmolalitas plasma meningkat dan berakibat urine keluar berliter-liter, rasa haus yang hebat, deficit kalium yang parah sehingga mengakibatkan terjadinya koma dan kematian. Untuk komplikasi jangka panjang sebagian besar disebabkan oleh tingginya konsentrasi glukosa darah yang menyebabkan morbiditas dan mortalitaas penyakit, komplikasi ini mengenai hampir semua organ tubuh  seperti sistem kardiovaskuler, gangguan penglihatan, kerusakan ginjal dan sistem saraf perifer (Corwin, 2000, hal : 549).
Penderita diabetes lebih mudah terkena infeksi. Efektivitas kulit sehingga pertahanan tubuh pertama berkurang. Diabetes yang telah terkontrol menyebabkan defosit lemak di bawah kulit berkurang, hilangnya glikogen dan terjadinya katabolisme protein tubuh. Kehilangan protein yang menghambat proses peradangan dan penyembuhan luka. Disamping itu fungsi leukosit, yang semuanya terlibat dalam upaya tubuh untuk mengatasi infeksi, gagal. Menurunnya sirkulasi darah terhadap bagian yang terinfeksi juga memperlambat penyembuhan (Long, B.C, 1996, hal: 49).
4.      Tanda dan Gejala
Adanya penyakit diabetes ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari oleh penderita, beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat perhatian adalah:
a.       Keluhan Klasik
1)      Banyak Kencing (Poliuria)
Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan banyak kencing. Kencing yang sering dan dalam jumlah banyak akan sangat mengganggu penderita, terutama pada waktu malam hari.
2)      Banyak Minum (polidipsia)
Rasa haus amat sering dialami penderita karena banyaknya cairan yang keluar melalui kencing. Keadaan ini justru sering disalahtafsirkan. Dikiranya sebab rasa haus ialah udara yang panas atau beban kerja yang berat. Untuk menghilangkan rasa haus itu penderita banyak minum.
3)      Banyak makan (polifagia)
Rasa lapar yang semakin besar sering timbul pada penderita Diabetes Melitus karena pasien mengalami keseimbangan kalori negatif, sehingga timbul rasa lapar yang sangat besar. Untuk menghilangkan rasa lapar itu penderita banyak makan.
4)      Penurunan Berat Badan dan Rasa Lemah
Penurunan berat badan yang berlangsung dalam relatif singkat harus menimbulkan kecurigaan. Rasa lemah yang hebat yang menyebabkan penurunan prestasi dan lapangan olahraga juga mencolok. Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga. Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya penderita kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga menjadi kurus.
b.      Keluhan Lain
1)      Gangguan Saraf Tepi/Kesemutan
Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di waktu malam hari, sehingga menggangu tidur.


2)      Gangguan Penglihatan
Pada fase awal diabetes sering dijumpai gangguan penglihatan yang mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya berulang kali agar tetap dapat melihat dengan baik.
3)      Gatal/Bisul
Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan dan daerah lipatan kulit seperti ketiak dan di bawah payudara. Sering pula dikeluhkan timbulnya bisul dan luka yang lama sembuhnya. Luka ini dapat timbul karena akibat hal yang sepele seperti luka lecet karena sepatu atau tertusuk peniti.
4)      Gangguan Ereksi
Gangguan ereksi ini menjadi masalah, tersembunyi karena sering tidak secara terus terang dikemukakan penderitanya. Hal ini terkait dengan budaya masyarakat yang masih merasa tabu membicarakan masalah seks, apalagi menyangkut kemampuan atau kejantanan seseorang.
5)      Keputihan
Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluhan yang sering ditemukan dan kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala yang dirasakan.



5.      Penatalaksanaan
Soegondo S, dkk (2004, hal: 257) menyatakan penatalaksanaan diabetes sering dikaitkan dengan perencanaan makan, latihan jasmani dan obat-obatan penurun gula darah.
a.       Perencanaan Makan
1)      Makan makanan yang beraneka ragam yang bisa menjamin terpenuhinya kecakupan sumber zat teaga, zat pembangun dan zat pengatur.
a)      Sumber Zat Tenaga
Sumber zat tenaga antara lain : beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi.
Makanan sumber zat tenaga sangat penting menunjang aktivitas sehari-hari.
b)      Sumber Zat Pembangun
-          Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu.
-          Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari hewani adalah telur, ikan, ayam, daging dan susu.
Zat pembangun berperan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.
c)      Sumber Zat Pengatur
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral yang sangat berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
2)      Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
Kebutuhan energi penyandang diabetes tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan dan kegiatan fisik, keadaan penyakit dan pengobatannya. Energi yang dibutuhkan dinyatakan dengan satuan kalori. Susunan makanan yang baik untuk penyandang diabetes mengandung jumlah kalor yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing orang. komposisi makanan tersebut adalah :
-          10 – 15% protein
-          20 – 25% lemak
-          60 – 70% karbohidrat
3)      Makanlah makanan sumber karbohidrat, sebagian dan kebutuhan energi (pilihlah karbohidrat komplek dan serat, batasi karbohidrat sederhana)
a)      Karbohidrat komplek atau tepung-tepungan
Makanan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-padian (beras, jagung, gandum), umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang), sagu.
b)      Karbohidrat sederhana
Makanan sumber, karbohidrat sederhana adalah gula, sirup, cakes, dan selai, karbohidrat sederhana juga terdapat pada buah, sayuran dan susu bagi penderita diabetes anjuran konsumsi tidak lebih dari 5% total kalori (3 – 4 sendok) makan sehari.
c)      Serat
Serat adalah bagian karbohidrat yang tak dapat dicerna. Serat banyak terdapat pada buah-buahan, sayuran, padi-padian dan produk sereal. Makanan cukup serat memberi keuntungan pada penderita diabetes karena serat :
-          Perasaan kenyang dan puas yang membantu mengendalikan nafsu makan dan penurunan berat badan.
-          Makanan tinggi serat biasanya rendah kalori.
-          Membantu buang air besar secara teratur.
-          Memperlambat penyerapan glukosa darah sehingga mempunyai pada penurunan glukosa darah.
-          Menurunkan kadar lemak darah.
4)      Batasi konsumsi lemak, minyak dan santan sampai seperempat kecukupan energi.
Penyandang diabetes mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan penyakit jantung dan pembuluh darah, oleh karena itu lemak dan kolesterol dalam makanan perlu dibatasi.
Untuk itu makanan jangan terlalu banyak yang digoreng, bila ingin mungkin tidak lebih dari satu lauk saja yang digoreng pada setiap kali makan untuk mereka-mereka yang tidak gemuk, selebihnya dapat dimasak dengan sedikit minyak misalnya seperti dipanggang, dikukus, direbus dan dibakar. Kurangi mengkonsumsi makanan tinggi kolesterol seperti otak, kuning telur, ginjal, hati, daging berlemak, keju dan mentega.
5)      Gunakan garam yang beryodium (gunakan garam secukupnya saja)
Penyandang diabetes yang mempunyai tekanan darah tinggi (hipertensi) sehingga perlu berhati-hati pada asupan natrium. Anjuran asupan natrium untuk penyandang diabetes sama dengan untuk penduduk biasa yaitu ± 3.000 mg/hari yaitu kira-kira 6 – 7 garam (1 sendok teh) yang digunakan.
6)      Makanlah makanan sumber zat besi (Fe)
Untuk menghindari terjadi anemia yang banyak diderita oleh semua orang penyandang diabetes maka perlu mengkonsumsi cukup zat besi. Bahan makanan sumber zat besi antara lain sayuran berwarna hijau dan kacang-kacangan.
7)      Biasakan makan pagi
Pada penyandang diabetes terutama yang menggunakan obat penurun glukosa darah ataupun suntikan insulin tidak makan pagi akan sangat beresiko karena bisa menyebabkan hipoglikemia (penurunan kadar gula darah).
8)      Hindari minuman beralkohol
Kebiasaan minum minuman beralkohol dapat mengakibatkan terhambatnya proses penyerapan zat gizi, dan hilangnya zat gizi yang penting bagi tubuh.
b.      Latihan Jasmani
Latihan jasmani merupakan salah satu pilar penatalaksanaan diabetes karena dapat menurunkan berat badan, meningkatkan kebugaran, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot.
Latihan jasmani harus dilakukan secara teratur dan sesuai dengan umur, jenis kelamin, pekerjaan dan kondisi kesehatan.
c.       Obat-obatan Penurun Gula Darah
Jenis tablet atau obat-obatan yang merangsang pankreas untuk melepaskan persediaan insulin, menaikkan tingkat insulin sehingga gula darah tetap rendah antara lain :
-          Chlorpropamide       lamanya kerja panjang
-          Glibenclamide          lamanya kerja sedang
-          Gliclazide                 lamanya kerja sedang
-          Gliquidone               lamanya kerja sedang
-          Tolazamide              lamanya kerja sedang
-          Tolbutamide             lamanya kerja pendek
Obat jangka panjang tidak selalu cocok untuk orang tua dan orang yang gaya hidupnya sulit untuk makan secara teratur, karena adanya resiko hipoglikemia, selain perlu waspada terhadap resiko rendahnya gula darah, umumnya mereka yang minum tablet sulfonilurea sedikit mengalami efek samping yang serius. Keluhan yang mengganggu hanyalah wajah yang menjadi merah dan panas, yang jelas jika anda mulai minum tablet ini yang membuat tingkat gula darah turun (Bilous, R.W, 2002, hal : 30)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar