LAPORAN PENDAHULUAN
CEDERA KEPALA RINGAN
OLEH:
ELLA MARTHA LAUDYA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN LAWANG
2015
LAPORAN
PENDAHULUAN DAN KONSEP ASKEP CEDERA
KEPALA RINGAN
1.KONSEP TEORI
1. 1
PENGERTIAN
·
Cidera kepala adalah suatu gangguan
traumatik dari fungsi otak yang disertai atau tanpa disertai perdarahan
intersisial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak
(mutaqin,2008).
·
Cidera kepala adalah kerusakan
neurologis yang terjadi akibat adanya trauma pada jaringan otak yang terjadi
secara langsung maupun efek skunder dari trauma yang terjadi (price,1985)
·
Cidera kepala ringan adalah cidera
karena tekanan atau kejatuhan benda tumpul yang dapat menyebabkan hilangnya
fungsi neurology sementara atau menurunnya kesadaran sementara,mengeluh pusing
nyeri kepala tanpa adanya kerusakan lain (smeltzer,2002).
·
Cidera kepala ringan adalah trauma
kepala dengan GCS : 15 (sadar penuh) tidak ada kehilangan kesadaran,mengeluh
pusing dan nyeri kepala,hematoma,abrasi,dan laserasi(mansjoer,2009).
·
Cidera kepala ringan adalah trauma
kepala dengan GCS: 13-15 yang dapat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia
akan tetapi kurang dari 30 menit.tidak terdapat fraktur tengkorak serta tidak
ada kontusio serebral dan hematoma.
·
Cidera kepala ringan adalah cedera
kepala tertutup yang ditandai dengan hilangnya kesadaran sementara.
1. 2
ETIOLOGI
·
Kecelakaan lalu lintas
·
Jatuh
·
Trauma akibat persalinan: sewaktu lahir
dibantu dengan forcep atau vakum
·
Pukulan
·
Cidera olah raga
·
Luka tembus peluru dari cedera tembus
lainnya
(mansjoer,2000)
1. 3
MANIFESTASI
KLINIS
·
Pingsan tidak lebih dari sepuluh menit
·
TTV DBN atau menurun
·
Setelah sadar timbul nyeri
·
Pusing
·
Muntah
·
GCS : 13-15
·
Tidak terdapat kelainan neurologis
·
Pernafasan secara progresif menjadi
abnormal
·
Respon pupil lenyap atau progresif
menurun
·
Nyeri kepala dapat timbul segera atau
bertahap
(mansjoer,2000)
1. 4
PATHWAY
1. 5
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
·
CT-Scan : mengidentifikasi
adanya hemoragik, menentukan ukuran ventikuler,pergeseran jaringan otak.
·
Angigrafi serebral :
menunjukan kelainan sirkulasi serbral seperti pergeseran jaringan otak akibat
edema,perdarahan dan trauma.
·
X-Ray :
mendeteksi adanya perubahan struktur tulang.
·
EEG : untuk memperlihatkan keberadaan
atau berkembangnya patologis.
·
BAER (Basic Auditori Evoker Respon) : menentukan fungsi korteks dan batang
otak.
·
PET (Position Emission Tomniograpi) :menunjukkan aktifitas metabolisme
pada otak.
·
Punksi lumbal css :
dapat menduga adanya perubahan sub araknoid.
·
Kimia/elektrolit darah : mengetahui
ketidakseimbangan yang berperan dalam peningkatan TIK atau perubahan status
mental.
·
Analisa gas darah : menunjukkan efektifitas dari pertukaran
gas dan usaha pernafasan.
1. 6
KOMPLIKASI
·
Kemunduran kondisi
·
Defisit neurologi
·
Defisit psikologi
1. 7
PENATALAKSANAAN
MEDIS
·
Menilai jalan nafas :
bersihkan jalan nafas dari muntahan,perdarahan dan debris.
·
Menilai pernafasan :
tentukan apakah pasien bernafas spontan atau tidak.jika tidak berikan oksigen
melalui masker.oksigen minimal 95% jika klien tidak memperoleh oksigen yang
adekuat (PaO2 >95% dan PaCO2
<40%mmHG serta saturasi O2 >95% ) atau muntah maka klien harus diintubasi
serta diventilasi oleh ahli anastesi.
·
Menilai sirkulasi : hentikan
semua perdarahan dengan menekan arterinya,perhatikan cedera intraabdomen dan
dada.
·
Obati kejang :
berikan diazepam 10mg intra vena perlahan-lahan dan dapat diulangi 2x jika
masih kejang.bila tidak berhasil berikan penitoin 15mg/kg BB.
·
Untuk cidera kepala terbuka diperlukan
antibiotik.
·
Tirah baring.
2.KONSEP ASKEP
2. 1
PENGKAJIAN
2.1.1
PENGKAJIAN
DATA
A.
Identitas
klien
Nama, jenis kelamin, alamat, pekerjaan.
Terdapat identitas lengkap penderita CKR
B.
Keluhan
utama
Sering terjadi alasan klien untuk
meminta pertolongan kesehatan tergantung seberapa jauh dampak dari trauma
kepala disertai penurunan tingkat kesadaran.
C.
Riwayat
penyakit sekarang
Adanya riwayat trauma yang mengenai
kepala yang akibat dari kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, trauma
langsung ke kepala. Pengkajian yang didapat, meliputi tingkat kesadaran
menurun, konfulse, muntah, sakit kepala, lemah, liquor dari hidung dan telinga
serta kejang.
D.
Riwayat
penyakit dahulu
Pengkajian yang perlu dipertanyakan
meliputi adanya riwayat hipertensi, riwayat cidera sebelumnya, DM, dan
penggunaan obat-obatan.
E.
Riwayat
penyakit keluarga
Adanya anggota generasi terdahulu yang
menderita hipertensi dan DM
2.1.2
PENGKAJIAN POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI
A.
Pola
makan atau cairan
Kaji pola nutrisi sebelum MRS dan saat
MRS biasanya pada klien CKR timbul mual dan muntah serta mengalami selera makan
B.
Pola
istirahat tidur
Kaji perubahan pola tidur sebelum dan
saat sakit. Biasanya klien mengalami perubahan
pada pola istirahat tidur karena nyeri dan ansietas
C.
Pola
eliminasi
Kaji bagaimana pola defekasi sebelum dan
saat sakit
D.
Pola
katifitas dan latihan
Klien dengan CKR biasanya mengalami
kelemahan, letih, dan terkadang terjadi perubahan kesadaran.
E.
Pola
presepsi dan konsep diri
Kaji bagaimana klien mamandang dirinya
serta penyakit yang dideritanya
F.
Pola
peran hubungan
kaji bagaimana peran dan fungsi serta
hubungan dengan masyarakat
G.
Pola
nilai dan kepercayaan
Kaji bagaimana pengaruh agama terhadap
penyakit yang dialami klien
H.
Pola
kebersihan diri
Kaji bagaimana tidankan klien dalam
menjaga kebersihan dirinya.
2.1.3 PEMERIKSAAN FISIK
A.
Keadaan umum penurunan kesadaran pada
CKR umumnya GCS 13-15.
B.
BREATHING
Kompresi pada batang otak akan mengakibatkan
gangguan irama jantung, sehingga terjadi perubahan pada pola napas, kedalaman,
frekuensi maupun iramanya, bisa berupa Cheyne Stokes atau Ataxia breathing.
Napas berbunyi, stridor, ronkhi, wheezing ( kemungkinana karena aspirasi),
cenderung terjadi peningkatan produksi sputum pada jalan napas.
C.
BLOOD:
Efek peningkatan tekanan intrakranial
terhadap tekanan darah bervariasi. Tekanan pada pusat vasomotor akan
meningkatkan transmisi rangsangan parasimpatik ke jantung yang akan
mengakibatkan denyut nadi menjadi lambat, merupakan tanda peningkatan tekanan
intrakranial. Perubahan frekuensi jantung (bradikardia, takikardia yang
diselingi dengan bradikardia, disritmia).
D.
BRAIN
Cidera
kepala menyebabkan berbagai defisit neurologis terutama akibat pengaruh
peningkatan TIK yang disebakan adanya perdarahan .
·
Pengkajian
tingkat kesadaran : tingkat keterjagaan
klien dan respon terhadap lingkungan.
·
Pengkajian
fungsi cerebral : status
mental,fungsi intelektual,lobus frontalis, hemisfer.
·
Pengkajian
saraf kranial :
o
Saraf I : kelainam
pada penciuman
o
Saraf II :
kelainan pada lapang pandang
o
Saraf
III,IV,VI : gangguan mengangkat kelopak
mata
o
Saraf V :
gangguan penurunan kemampuan kordinasi gerakan mengunyah
o
Saraf VII :
presepsi pengecapan mengalami perubahan
o
Saraf VIII : perubahan
fungsi pendengaran
o
Saraf IX dan
X : kemampuan menelan kurang baik dan kesulitan membuka mulut
o
Saraf XI :
mobilitas leher tidak ada gangguan
o
Saraf XII :
indra pengecapan mengalami perubahan.
E.
BLADER
Pada cidera kepala sering terjadi gangguan berupa retensi,
inkontinensia uri, ketidakmampuan menahan miksi.
F.
BOWEL
Terjadi penurunan fungsi pencernaan: bising usus lemah, mual, muntah
(mungkin proyektil), kembung dan mengalami perubahan selera. Gangguan menelan
(disfagia) dan terganggunya proses eliminasi alvi.
G.
BONE
Pasien cidera kepala sering datang dalam keadaan parese, paraplegi.
Pada kondisi yang lama dapat terjadi kontraktur karena imobilisasi dan dapat
pula terjadi spastisitas atau ketidakseimbangan antara otot-otot antagonis yang
terjadi karena rusak atau putusnya hubungan antara pusat saraf di otak dengan
refleks pada spinal selain itu dapat pula terjadi penurunan tonus otot.
2.2 Diagnosa
keperawatan
A.
Kerusakan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan adanya edema serebi
B.
Intake nutrisi tidak adekuat berhubungan
dengan mual muntah
C.
Gangguan pola nafas berhubungan dengan
difusi oksigen terhambat
D.
Resiko gangguan intregitas kulit
berhubungan dengan tirah baring lama
E.
Gangguan rasa nyaman nyeri kepala
berhubungan dengan peningkatan TIK
2.3
Interfensi
keperawatan
A.
DXI
Tujuan :
perfusi jaringan serebral kembali normal
kriteria hasil (KH) :
kriteria hasil (KH) :
o
vital sign membaik
o
fungsi motorik dan sensorik membaik
Intervensi :
o
monitor vital sign
R/
mengetahui adanya resiko peningkatan TIK
o
monitor status neurologi dan haemodinamik
R/
memantau perkembangan keadaan
o
posisikan kepala klien head up 30
derajat
R/
mengurangi edema cerebri
o
kolaborasi pemberian manitol sesuai
advice dokter
R/
menutrisi otak
B.
DX
II
Tujuan :
intake nutrisi adekuat
kriteria hasil (KH) :
kriteria hasil (KH) :
o
Makan sesuai porsi yang disediakan
o
Mual muntah (-)
intervensi :
o
Kaji makanan kesukaan klien
R/
meningkatkan nafsu makan klien
o
Anjurkan makan dengan porsi sedikit
namun sering
R/
menghindari mual muntah
o
Kolaborasi pemberian antiemetik
R/
menghilangkan mual dan muntah
C.
DX
III
Tujuan : Tidak terjadi gangguan pola nafas
kriteria hasil (KH) :
o
Memperlihatkan pola nafas efektif
o
Tidak menggunakan otot bantu pernafasan
intervensi :
o
monitor vital sign
R/
memantau keadaan klien
o
berikan posisi semi foler
R/
memudahkan ekspansi paru
o
ajarkan teknik nafas dalam
R/
mencegah atau menurunkan atelektasis
o
kolaborasi pemberian oksigen
R/
mencegah hipoksia.
D.
DX
IV
Tujuan : klien mampu mempertahankan keutuhan
kriteria hasil (KH) :
kriteria hasil (KH) :
o
Klien mau berpartisipasi terhadap
pencegahan luka, mengetahui penyebab dan cara pencegahan luka, tidak ada tanda
kemerahan atau luka, kulit kering.
Intervensi :
o
Anjurkan untuk melakukan latihan ROM
R/
meningkatkan aliran darah ke semua tubuh
o
Ubah posisi setiap 2 jam
R/
menghindar tekanan dan meningkatkan aliran darah
o
Bersihkan dan keringkan kulit.jaga linen
tetap kering
R/
meningkatkan integritas kulit.
E.
DX
V
Tujuan : Nyeri teratasi
Kriteria Hasil (KH) :
Kriteria Hasil (KH) :
o
Klien tidak mengeluh nyeri
o
TTV normal
o
Grimace (-)
Intervensi :
o
Observasi TTV
R/
mengetahui perkembangan keadaan klien
o
Observasi nyeri
R/
mengetahui jenis nyeri yang dirasakan
o
Berikan suasana lingkungan yang nyaman
R/
mempercepat penyembuhan
o
Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
R/
mengurangi nyeri secara non farmakologis
o
Kolaborasi pemberian analgetik
R/
mengurangi nyeri secara farmakologis
Daftar Pustaka
o
Arief Mutaqin .(2008). Buku ajar asuhan
keperawatan klien dengan gangguan sistem persyarafan, jakarta : salemba medika.
o
Price A, sylvia.(1994). Patofisiologi
konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC.
o
Mansjoer arif.M.(2000).Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: media aeusculapius.
o
Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda
G.(2000), buku ajar keperawatan medikal bedah burrner dan suddarth
(ed.8,vol.1,2),alih bahasa oleh agung waluyo....(dkk).EGC.jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar