Sabtu, 05 Desember 2015

PENATALAKSANAAN KORBAN BENCANA INDIVIDU

MAKALAH MANAJEMEN BENCANA
PENATALAKSANAAN KORBAN BANCANA INDIVIDU

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Merencanakan Penatalaksanaan Korban Secara Individu Dan Merencanakan Perawatan Lanjutan ”pada waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Penanggulangan Bencana serta sebagai referensi pembelajaran khususnya dikalangan mahasiswa keperawatan.
Tersusunnya makalah ini tidak luput dari bantuan baik secara moril maupun materil dari pihak-pihak terdekat. Pada kesempatan ini  kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini,  diantaranya:
1.      Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, Budi Susatia, S.Kp, M.Kep
2.      Ketua Jurusan Keperawatan, Imam Subekti, S.Kp. M.Kep, Sp.Kom
3.      Ketua Program Studi D-III Keperawatan Lawang, Arief Bachtiar, S.Kep. Ns. M.Kep.
4.      Penanggung Jawab Mata KuliahManajemen Bencana, Nurul Hidayah, S.Kep, Ns, M.Kes
5.      Dosen mata kuliah Manajemen Bencana, Ni Wayan Dwi Rosmalawati, A.Per, Pen, M.Kes
6.      Kedua orang tua yang memberi bantuan berupa moril maupun materil
7.      Pihak-pihak lain yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan baik dalam bentuk tulisan, isi, informasi, maupun dalam bentuk penyajiannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik serta saran dari teman-teman semua guna mendukung agar makalah yang penulis buat dapat lebih baik lagi dikemudian hari.

Lawang, November 2015


                                                                                                                                     Penulis 



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Bencana/Disaster merupakan suatu peristiwa yang terjadi secara mendadak dan biasanya tidak terencana yang menimbulkan dampak terhadap polakehidupan normal, juga kerusakan lingkungan yang parah sehingga diperlukan tindakan darurat dan luar biasa untuk menolong dan menyelamatkan korban yaitu manusia beserta lingkungannya.

Setiap bencana pasti meninggalkan duka dan luka. Terbayang penderitaan yang dialaminya. Akibat dari bencana tersebut akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat pasca bencana sebagai akibat perubahan yang terjadi dalam hidup mereka yang terjadi secara drastis dan tiba – tiba dan pada akhirnya menimbulkan kelainan atau gangguan pada mental atau gangguan kejiwaan sebagai buntut bencana.
Pada fase awal bencana akan membuat para korban menjadi khawatir dan bahkan mungkin menjadi panik. Kepanikan itu berupa seseorang akan merasa sangat down dan shock karena kehilangan harta benda dan sanak keluarga. Demikian pula mereka akan merasakan berbagai macam emosi sekaligus merasa kecewa, frustasi, marah dan merasakan pahitnya hidup.
1.2  Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi bencana.
2.      Untuk mengetahui definisi korban individu
3.      Untuk mengetahui etiologi korban bencana individu
4.       Untuk mengetahui dampak bencana terhadap individu
5.      Penatalaksanan korban secara individu

1.3  Rumusan Maslah
1.      Apakah definisi bencana ?
2.      Apapengertian dari korban individu ?
3.      Apa etiologi korban bencana individu ?
4.      Bagaimana dampak bencana terhadap individu ?
5.      Bagaimana penatalaksanan korban secara individu ?
6.      Apa definisi penatalaksanaan korban individu ?
7.      Apa tujuan penatalaksanaan korban individu ?
8.      Apa azaz-azaz penatalaksanaan bencana ?






















BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI BENCANA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana mempunyai arti sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian atau penderitaan. Sedangkan bencana alam artinya adalah bencana yang disebabkan oleh alam (Purwadarminta, 2006)
Menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana merupakan pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman bencana, kerentanan, dan kemampuan yang dipicu oleh suatu kejadian.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh gejala-gejala alam yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, kerugian materi, maupun korban manusia (Kamadhis UGM, 2007).
Bencana/Disaster adalah suatu peristiwa yang terjadi secara mendadak dan biasanya tidak terencana yang menimbulkan dampak terhadap pola kehidupan normal, juga kerusakan lingkungan yang parah sehingga diperluka ntindakan darurat dan luar biasa untuk menolong dan menyelamatkan korban yaitu manusia beserta lingkungannya.
B. DEFINISI KORBAN INDIVIDU
1. Definisi korban
Menurut kamus Crime Dictionary yang dikutip seorang ahli (Abdussalam, 2010:5) bahwa Victim atau korban  adalah “orang yang telah mendapat penderitaan fisik atau penderitaan mental, kerugian harta benda atau mengakibatkan mati atas perbuatan atau suatu kejadian.
2. Definisi individu
o  Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat.
o  individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil
Korban individu adalah setiap orang sebagai bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang mendapat penderitaan baik jiwa, fisik, materil, maupun nonmaterial.
Korban bencana individuadalahbagian terkecil dari kelompok masyarakat yang mendapat penderitaan baik jiwa, fisik, materil, maupun nonmaterialakibat suatu kejadianyang terjadidanperlumendapatkan pertolongankesehatandenganmenggunakansarana, fasilitasdantenaga yang lebihdari yang tersediasehari-hari.
A.      Etiologi korban bencana individu
1)        Alam: Banjir, Gempabumi, Anginribut,Tsunami, dan lain-lain.
2)        Teknologi:LumpurLapindo, tabrakanKA,Robohnyagedungdansebagainya.
3)        Konflik: Konflikantaretnis, terorisme, Parpol,dan lain sebagainya.
B. Dampak bencana terhadap individu
1)      rasa sakit
2)      trauma
3)      gangguan emosional
4)      Post traumatikstres (PTS)
5)      Kematian
C. Definisi Penatalaksanaan korban individu
Penatalaksanaan korban secara individuadalahserangkaiankegiatankeperawatan tanggapbencanadandaruratuntukmembantubagian terkecil dari kelompok masyarakat yang mengalami dampak dari bencanayang sedang terjadi.
D. Tujuan penatalaksanaan korban individu
1)      Meminimalisasi penderitaan pada individu
2)      Meminimalisasi kecacatan pada individu
3)      Meminimalisasi trauma pada individu
4)      Membantu individu supaya dapat bertahan hidup
5)      Mencegah dan membatasi jumlah korban manusia
6)      Mencapai kemungkinan tingkat kesehatan terbaik individu yang terkena bencana tersebut
E. Azaz-azaz penatalaksanaan bencana
Pelaksanaan penganganan bencana harus dilakukan secara terkoordinir. Asas-asas yang ada dalam kegiatan penanganan bencana antara lain :
a)asas kemanusiaan
Penanggulangan bencana harus memberikan perlindungan dan penghormatan hak asasi manusia, harkat dan martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara proporsional. Jangan sampai penanganan bencana tidak memperhatikan nilai kemanusian sebagai dasar berpijaknya. Hal ini dikarenakan penanganan bencana terkait dengan nyawa dan keselamatan mnusia.
b)asas keadilan
Penanggulangan bencana harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara tanpa kecuali. Negara hendaknya memperlakukan secara sama dan adil secara proporsional. Tidak ada pembedaan penanganan antara warga negara yang dikarenakan suku, agama, ataupun harta.
c)asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan
Tidak boleh berisi hal-hal yang membedakan latar belakang antara lain agama, suku, ras, golongan, gender, dan status sosial.
d)asas kebersamaan
Pada dasarnya penanggulangan bencana menjadi tugas dan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat secara gotong royong.
F. Penatalaksanan korban secara individu
·      penatalksanaan pada korban bencana dilakukan tepat setelah keadaan stabil.
·      Tindakan yang dilakukan :
1.    Pencarian, Penyelamatan.
Prognosa tergantung dari Kecepatan penemuanKecepatan minta tolong dan Kecepatan datangnya penolong
2.    Melaksanakaneskalasipelayanangawat daruratsehari-harimenjadipelayanangawat daruratbencana.
-Triase / Pemilihankorban.
-Pertolonganpertama / live saving.
3. Evakuasikorbanmenujufasilitaskesehatandanpengobatan.
4. Rujukankorbanantar RS.
G. Triase
1)      Label Hijau:Penderitatidakluka
2)      Label kuning:Penderitahanyalukaringan
3)      Label Merah:Penderitadengancederaberat
4)      Label Biru:Keadaanberat (Syok / Terancamkematian)
5)      Label Hitam:Penderitameninggal
H. Pertolongan Pertama
1.      Definisi
Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau korban kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar untuk mencegah cacat atau maut.
2.      Tujuan Pertolongan Pertama
a. Menyelamatkan jiwa penderita
b. Mencegah cacat
c. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan
3.                   Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama
Dalam menjalankan tugasnya ada beberapa kewajiban yang harus dilakukan :
a. Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang sekitarnya.
b. Dapat menjangkau penderita.
c. Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa.
d. Meminta bantuan/rujukan.
e. Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan korban
f. Membantu pelaku pertolongan pertama lainnya.
g. Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita.
4.      Alat dan bahan pertolongan pertama
Dalam menjalankan tugasnya ada beberapa peralatan dasar yang sebaiknya tersedia dan mampu
digunakan oleh penolong di antaranya :
1. Alat dan bahan memeriksa korban
2. Alat dan bahan perawatan luka
3. Alat dan bahan perawatan patah tulang
4. Alat untuk memindahkan penderita
5. Alat lain yang dianggap perlu sesuai dengan kemampuan
5.      Langkah langkah penilaian pada penderita
1.      Penilaian keadaan
Penilaian keadaan dilakukan untuk memastikan situasi yang dihadapi dalam suatu upaya pertolongan. Sebagai penolong kita harus memastikan apa yang sebenarnya kita hadapai, apakah ada bahaya susulan atau hal yang dapat membahayakan seorang penolong. Ingatlah selalu bahwa seorang atau lebih sudah menjadi korban, jangan ditambah lagi dengan penolong yang menjadi korban. Keselamatan penolong adalah nomor satu.
2. Keamanan lokasi
Pelaku pertolongan pertama saat mencapai lokasi kejadian, haruslah tanggap dan dengan serta merta melakukan penilaian keadaan
a. Bagaimana kondisi saat itu
b. Kemungkinan apa saja yang akan terjadi
c. Bagaimana mengatasinya
Setelah keadaan di atasi barulah kita mendekati dan menolong korban. Adakalanya kedua ini berjalan bersamaan.
3. Tindakan saat tiba di lokasi
Bila anda sudah memastikan bahwa keadaan aman maka tindakan selanjutnya adalah :
1. Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang-orang di sekitar lokasi kejadian.
2. Penolong harus memperkenalkan diri, bila memungkinkan:
·         Nama Penolong
·         Nama Organisasi
·         Permintaan izin untuk menolong dari penderita / orang
3. Menentukan keadaan umum kejadian (mekanisme cedera) dan mulai melakukan penilaian dinidari penderita.
4. Mengenali dan mengatasi gangguan / cedera yang mengancamnyawa.
5. Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan.
Pelaksana harus mampu menstabilkan kondisi korban dengan cara meyakinkan bahwa tidak akan terjadi apa-apa dan segala traumanya yang dialami akan segera diberi pertolongan.
Pelaksana wajib melakukan pemantauan secara berkala kepada korban.   

6. Minta bantuan.
4. Sumber Informasi                                       
Informasi tambahan mengenai kasus yang kita hadapi dapat diperoleh dari :
·         Kejadian itu sendiri.
·         Penderita (bila sadar).
·         Keluarga atau saksi.
·         Mekanisme kejadian.
·         Perubahan bentuk yang nyata atau cedera yang jelas.
·         Gejala atau tanda khas suatu cedera atau penyakit.
B. Penilaian Dini
1. Penilaian Dini
Penolong harus mampu segera mampu untuk mengenali dan mengatasi keadaan yang mengancam nyawa korban.
2. Langkah-langkah penilaian dini
a. Kesan umum
Seiring mendekati penderita, penolong harus mementukan apakah situasi penderita tergolong kasus trauma atau kasus medis.
Kasus Trauma Mempunyai tanda tanda yang jelas terlihat atau teraba.
Kasus Medis Tanpa tanda tanda yang terlihat atau teraba
b. Periksa Respon
Cara sederhana untuk mendapatkan gambaran gangguan yang berkaitan dengan otak penderita.
Terdapat 4 tingkat Respons penderita
A= Awas
Penderita sadar dan mengenali keberadaan danlingkungannya.
S = Suara
Penderita hanya menjawab/bereaksi bila dipanggil atau mendengar suara.
N = Nyeri
Penderita hanya bereaksi terhadap rangsang nyeri yang diberikan oleh penolong, misalnyadicubit, tekanan pada tulang dada.

T= Tidak respon
Penderita tidak bereaksi terhadap rangsang apapun yang diberikan oleh penolong. Tidakmembuka mata, tidak bereaksi terhadap suara atau sama sekali tidak bereaksi pada rangsangnyeri.
c. Memastikan jalan napas terbuka dengan baik (Airway).
Jalan napas merupakan pintu gerbang masuknya oksigen ke dalam tubuh manusia. Apapaunusaha yang dilakukan, namun bila jalan napas tertutup semuanya akan gagal.
a. Pasien dengan respon
Cara sederhana untuk menilai adalah dengan memperhatikan peserta saat berbicara.
Adanya gangguan jalan napas biasanya akan berakibat pada gangguan bicara.
b. Pasien yang tidak respon
Pada penderita yang tidak respon, penolonglah yang harus mengambil inisiatif untukmembuka jalan napas. Cara membuka jalan napas yang dianjurkan adalah angkat dagu
tekan dahi. Pastikan juga mulut korban bersih, tidak ada sisa makanan atau benda lainyang mungkin menyumbat saluran napas.
d. Menilai pernapasan (Breathing)
Periksa ada tidaknya napas dengan jalan lihat, dengar dan rasakan, nilai selama 3-5 detik.
Pernapasan yang cukup baik :
i. Dada naik dan turun secara penuh
ii. Bernapas mudah dan lancar
iii. Kualitas pernapasan normal
(<8 x/menit dewasa, <10 x/menit anak anak, 20 x/menit bayi)
Pernapasan yang kurang baik 
i. Dada tidak naik atau turun secara penuh
ii. Terdapat kesulitan bernapas
iii. Cyanosis (warna biru/abu abu pada kulit, bibir, atau kuku)
iv. Kualitas pernapasan tidak normal
e. Menilai sirkulasi dan menghentikan perdarahan berat
Pastikan denyut jantung cukup baik Pastikan bahwa tidak ada perdarahan yang dapatmengancam nyawa yang tidak terlihat.Pakaian tebal dapat mengumpulkan darah dalamjumlah yang cukup banyak.
f. Hubungi bantuan
Mintalah bantuan kepada orang lain atau tenaga terlatih lain. Pesan yang disampaikan harussingkat, jelas dan lengkap.
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik harus dilakukan dengan rinci dan sistematis mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Tiga metode pemeriksaan fisik:
1. Penglihatan (Inspection)
2. Perabaan (Palpation)
3. Pendengaran (Auscultation)
Jangan banyak membuang waktu untuk melakukan pemeriksaansecara rinci. Lakukan secara cepat tetapi pastikan tidak ada yangn terlewat. Pemeriksaan fisik memastikan bahwa tidak ada yangterlewat.
Beberapa hal yang dapat dicari pada saat memeriksa korban :
P erubahan bentuk - (Deformities) bandingkan sisi sakit dengan yang sehat
L uka Terbuka - (Open Ijuries) biasanya terlihat adanya darah
N yeri - (Tenderness) daerah yang cedera lunak bila ditekan
B engkak - (Swelling) daerah yang cedera mengalami     pembengkakan
Pemeriksaan fisik (Head to Toe)
Amati dan raba (menggunakan kedua tangan dan dengan tekanan), bandingkan (simetry), cium bau yang tidak biasa dan dengarkan (suara napas atau derit anggota tubuh), dalam urutan berikut:
1. Kepala
·         Kulit Kepala dan Tengkorak
·         Telinga dan Hidung
·         Pupil Mata
·         Mulut
2. Leher
3. Dada
·         Periksa perubahan bentuk, luka terbuka, atau perubahan kekerasan
·         Rasakan perubahan bentuk tulang rusuk sampai ke tulang belakang
·         Lakukan perabaan pada tulang
4. Abdomen
·         Periksa rigiditas (kekerasan)
·         Periksa potensial luka dan infeksi
·         Mungkin terjadi cedera tidak terlihat, lakukan perabaan
·         Periksa adanya pembengkakan
5. Punggung
·         Periksa perubahan bentuk pada tulang rusuk
·         Periksa perubahan bentuk sepanjang tulang belakang
6. Pelvis
7. Alat gerak atas
8. Alat gerak bawah
Pemeriksaan tanda vital
1. Frekuensi nadi, termasuk kualitas denyutnya, kuat atau lemah, teratur atau tidak
Denyut Nadi Normal :
·         Bayi : 120 - 150 x/menit
·         Anak : 80 - 150 x/menit
·         Dewasa : 60 - 90 x/menit
2. Frekuensi napas, juga apakah proses bernapas terjadi secara mudah, atau ada usaha bernapas, adakah tanda-tanda sesak napas.
Frekuensi Pernapasan Normal:
·         Bayi : 25 - 50 x/ menit
·         Anak : 15 - 30 x/ menit
·         Dewasa : 12 - 20 x/ menit
3. Tekanan darah
4. Suhu, diperiksa suhu relatif pada dahi penderita. Periksa juga kondisi kulit: kering,berkeringat, kemerahan, perubahan warna dan lainnya.
C. Riwayat Penderita
Selain melakukan pemeriksaan, jika memungkinkan dilakukan wawancara untuk mendapatkan data tambahan. Wawancara sangat penting jika menemukan korban dengan penyakit.
Mengingat wawancara yang dilakukan dapat berkembang sangat luas, untuk membantu digunakanakronim : KOMPAK
K = Keluhan Utama (gejala dan tanda)sesuatu yang sangat dikeluhkan penderita
O= Obat-obatan yang diminum.Pengobatan yang sedang dijalani penderita atau obat yang baru saja diminum.
M= Makanan/minuman terakhir. Peristiwa ini mungkin menjadi dasar terjadinya kehilangan respon pada penderita. Selain itu data inijuga penting untuk diketahui bila ternyata penderita harus menjalani pembedahan kemudian dirumah sakit.
P= Penyakit yang diderita. Riwayat penyakit yang diderita atau pernah diderita yang mungkin berhubungan dengan keadaanyang dialami penderita pada saat ini, misalnya keluhan sesak napas dengan riwayat gangguanjantung 3 tahun yang lalu.
A= Alergi yang dialami.Perlu dicari apakah penyebab kelainan pada pasien ini mungkin merupakan suatu bentuk alergi.
K = Kejadian.Kejadian yang dialami korban, sebelum kecelakaan atau sebelum timbulnya gejala dan tandapenyakit yang diderita saat ini.
D. Pemeriksaan Berkala atau Lanjut
Setelah selesai melakukan pemeriksaan dan tindakan, selanjutnya lakukan pemeriksaan berkala,sesuai dengan berat ringannya kasus yang kita hadapi.
Pada kasus yang dianggap berat, pemeriksaan berkala dilakukan setiap 5 menit, sedangkan pada kasus yang ringan dapat dilakukan setiap 15 menit sekali.
Beberapa hal yang dapat dilakukan pada pemeriksaan berkala adalah :
1. Keadaan respon
2. Nilai kembali jalan napas dan perbaiki bila perlu
3. Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya
4. Periksa kembali nadi penderita dan bila perlu lakukan secara rinci bila waktu memang tersedia.
5. Nilai kembali keadaan kulit : suhu, kelembaban dan kondisinya Periksa kembali dari ujung kepala sampai ujung kaki, mungkin ada bagian yang terlewat atau membutuhkan pemeriksaan yang lebih teliti.
6. Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum diperiksa atau sengaja dilewati karena melakukan pemeriksaan terarah.
7. Nilai kembali penatalaksanaan penderita, apakah sudah baik atau masih perlu ada tindakan lainnya. Periksa kembali semua pembalutan, pembidaian apakah masih cukup kuat, apakah perdarahan sudah dapat di atasi, ada bagian yang belum terawat.
8. Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa aman dan nyaman.
E. Serah terima dan pelaporan
Biasakanlah untuk membuat laporan secara tertulis. Laporan ini berguna sebagai catatan anda dan bukti medis.
Hal-hal yang sebaiknya dilaporkan adalah :
·         Umur dan jenis kelamin penderita
·         Keluhan Utama
·         Tingkat respon
·         Keadaan jalan napas
·         Pernapasan
·         Sirkulasi
·         Pemeriksaan Fisik yang penting
·         KOMPAK yang penting
·         Penatalaksanaan
·         Perkembangan lainnya yang dianggap penting
·         Bila ada formulirnya sertakan form laporan ini kepada petugas yang mengambil alih korban daritangan anda.
·         Serah terima dapat dilakukan di lokasi, yaitu saat tim bantuan datang ke tempat anda, atau anda yang mendatangi fasilitas kesehatan.
F. Contoh pentalaksanaan korban individu saat gempa dengan luka.
1. Pengertian
Cedera jaringan lunak adalah cedera yang melibatkan jaringan kulit, otot, saraf atau pembuluh darah akibat suatu ruda paksa. Keadaan ini umumnya dikenal dengan istilah luka. Beberapa penyulit yang dapat terjadi adalah perdarahan, kelumpuhan serta berbagai gangguan lainnya sesuai dengan penyebab dan beratnya cedera yang terjadi.
2. Klasifikasi Luka
Luka secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Luka terbuka
Cedera jaringan lunak disertai kerusakan / terputusnya jaringan kulit yaitu rusaknya kulit dan bisa disertai jaringan di bawah kulit.
b. Luka lecet
Terjadi biasanya akibat gesekan dengan permukaan yang tidak rata
c. Luka robek
Luka ini memiliki ciri tepi yang tidak beraturan, biasanya terjadi akibat tumbukan dengan benda yang relatif tumpul. Merupakan luka yang paling banyak ditemukan.
d. Luka tusuk
Terjadi bila benda yang melukai bisa masuk jauh ke dalam tubuh, biasanya kedalaman luka jauh dibandingkan lebar luka. Bahayanya alat dalam tubuh mungkin terkena.
e. Luka tertutup
Cedera jaringan lunak tanpa kerusakan/terputusnya jaringan kulit, yang rusak hanya jaringan di bawah kulit.
f. Luka memar
Terjadi akibat benturan dengan benda tumpul, biasanya terjadi di daerah permukaan tubuh,darah keluar dari pembuluh dan terkumpul di bawah hulit sehingga bisa terlihat dari luarberupa warna merah kebiruan.
g. Hematoma(darah yang terkumpul di jaringan)
Prinsipnya sama dengan luka memar tetapi pembuluh darah yang rusak berada jauh di bawah permukaan kulit dan biasanya besar, sehingga yang terlihat adalah bengkak, biasanya besar yang kemerahan.
h. Luka remuk
Terjadi akibat himpitan gaya yang sangat besar. Dapat juga menjadi luka terbuka. Biasanya tulang menajadi patah di beberapa tempat.
3. Penutup dan Pembalut Luka
a. Penutup luka
1. Membantu mengendalikan perdarahan
2. Mencegah kontaminasi lebih lanjut
3. Mempercepat penyembuhan
4. Mengurangi nyeri
b. Pembalut
Pembalut adalah bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka. Bahan pembalutdibuat dari bermacam materi kain.
c. Fungsi pembalut
1. Penekanan untuk membantu menghentikan perdarahan.
2. Mempertahankan penutup luka pada tempatnya.
3. Menjadi penopang untuk bagian tubuh yang cedera.
d. Beberapa jenis pembalut
·         Pembalut pita/gulung.
·         Pembalut segitiga (mitela).
·         Pembalut penekan.
e. Penutupan luka
·         Penutup luka harus meliputi seluruh permukaan luka.
·         Upayakan permukaan luka sebersih mungkin sebelum menutup luka, kecuali bila luka disertaiperdarahan, maka prioritasnya adalah menghentikan perdarahan tersebut.
·         Pemasangan penutup luka harus dilakukan sedemikian rupa sehingga permukaan penutup yangmenempel pada bagian luka tidak terkontaminasi
f. Pembalutan
·         Jangan memasang pembalut sampai perdarahan terhenti, kecuali pembalutan penekananuntuk menghentikan perdarahan.
·         Jangan membalut terlalu kencang atau terlalu longgar.
·         Jangan biarkan ujung bahan terurai, karena dapat tersangkut pada saat memindahkan korbanbila membalut luka yang kecil sebaiknya daerah yang dibalut lebih lebar untuk menambahluasnya permukaan yang mengalami tekanan diperluas sehingga mencegah terjadinyakerusakan jaringan.
·         Jangan menutupi ujung jari, bagian ini dapat menjadi petunjuk apabila pembalutan kitaterlalu kuat yaitu dengan mengamati ujung jari. Bila pucat artinya pembalutan terlalu kuat dan harus diperbaiki.
·         Khusus pada anggota gerak pembalutan dilakukan dari bagian yang jauh lebih dahulu lalumendekati tubuh.
·         Lakukan pembalutan dalam posisi yang diinginkan, misalnya untuk pembalutan sendi janganberusaha menekuk sendi bila dibalut dalam keadaan lurus.
g. Penggunaan penutup luka penekan
Kombinasi penutup luka dan pembalut dapat juga dipakai untuk membantu melakukan tekananlangsung pada kasus perdarahan. Langkah-langkahnya :
1. Tempatkan beberapa penutup luka kasa steril langsung atas luka dan tekan.
2. Beri bantalan penutup luka.
3. Gunakan pembalut rekat, menahan penutup luka.
4. Balut.
5. Periksa denyut nadi ujung bawah daerah luka (distal).
h. Perawatan luka Terbuka
1. Pastikan daerah luka terlihat
2. Bersihkan daerah sekitar luka
3. Kontrol perdarahan bila ada
4. Cegah kontaminasi lanjut
5. Beri penutup luka dan balut
6. Baringkan penderita bila kehilangan banyak darah dan lukanya cukup parah
7. Tenangkan penderita
8. Atasi syok bila ada, bila perlu rawat pada posisi syok walau syok belum terjadi
9. Rujuk ke fasilitas kesehatan
 i. Perawatan Luka Tertutup
Khusus untuk luka memar dapat dilakukan pertolongan sebagai berikut :
·         Berikan kompres dingin (misalnya kantung es)
·         Balut tekan
·         Istirahatkan anggota gerak tersebut
·         Tinggikan anggota gerak tersebut
j. Perawatan luka dengan benda asing menancap
Langkah-langkah perawatan luka yang disertai dengan menancapnya benda asing adalah sebagaiberikut :
·         Stabilkan benda yang menancap secara manual.
·         Jangan dicabut. Benda asing yang menancap tidak pernah boleh dicabut
·         Bagian yang luka dibuka sehingga terlihat dengan jelas.
·         Kendalikan perdarahan, hati-hati jangan sampai menekan benda yang menancap
·         Stabilkan benda asing tersebut dengan menggunakan penutup luka tebal, atau berbagai variasimisalnya pembalut donat, pembalut gulung dan lain-lainnya.
·         Rawat syok bila ada
·         Jaga pasien tetap istirahat dan tenang.
·         Rujuk ke fasilitas kesehatan.












BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari berbagai fakta yang ada jelas terlihat bahwa bencana besar yang terjadi tidak serta merta datang, namun didahului oleh adanya eksploitasi lingkungan, adanya kebijakan yang tidak memenuhi aspirasi masyarakat, serta tidak adanya manajemen bencana dari pemerintah.
Bencana-bencana tersebut seharusnya tidak perlu terjadi dan bisa diminimalisir oleh pemerintah seandainya pemerintah berbesar hati untuk tidak mencampakkan alam dengan dalih kebijakan pembangunan atau devisa. Sungguh bencana tersebut adalah bencana yang terencana.
Bencana adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusangununggempa bumitanah longsor), nonalam (gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit) dan bencana sosial (konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat dan teror). Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka.
Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.
Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan kerusakan termasuk yang paling sering harus dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dan juga terhambatnya laju perekonomian daerah tersebut.
Pedoman Manajemen Logistik dan Peralatan dalam penanggulangan bencana dimaksudkan sebagai petunjuk praktis yang dipergunakan oleh semua pihak dalam melaksanakan upaya penanggulangan bencana sejak prabencana, saat bencana dan pascabencana. Sehingga dapat mengurangi dampak atau kerugian yang disebabkan oleh bencana.
Tugas perawat dalam penatalaksanaan korban secara individu :
·         Perawat melakukan pengkajian secara cepat untuk memutuskan tindakan PP
·         Menyiapkan alat-alat PP
·         Melakukan penilaian keadaan
·         Melakukan penilaian dini :
o   Menilai keadaan umum
o   Periksa respon dengan Arlet,Verbal,Pain,Unrespon
o   Penilaian ABC
·         Melakukan pemeriksaan fisik
o   Pemeriksaan head to toe
o   Pemeriksaan TTV
·         Melakukan pemenuhan kebutahan dasar manusia
·            Melakukan pemeriksaan berkala atau lanjutan terhadap tindakan yang sudah dilakukan


3.2 Saran
Pada saat terjadinya bencana biasanya begitu banyak pihak yang menaruh perhatian dan mengulurkan tangan memberikan bantuan tenaga, moril maupun material. Banyaknya bantuan yang datang sebenarnya merupakan sebuah keuntungan yang harus dikelola dengan baik, agar setiap bantuan yang masuk dapat tepat guna, tepat sasaran, tepat manfaat, dan terjadi efisiensi. Dengan demikian diharapkan pelaksanaan manajemen logistik dan peralatan dapat berjalan secara efektif dan efisien dan terkoordinasi dengan baik.





DAFTAR PUSTAKA
  • Usman,Ulla.pelatihan dasar KSR kumpulan materi.Jakarta.Markas Pusat Palang Merah Indonesia.2008.
  • Palupi, Widyastuti. Bencana Alam Tentang Perlindungan Kesdehatan Masyarakat:EGC.2006.
  •  ankoff, G. Frerks, D. Hilhorst (eds.) Mapping Vulnerability: Disasters Development and People. ISBN ISBN 1-85383-964-7. 2003.
  •  Set BAKORNAS PBP dan Gempa bumi dan Tsunami, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Buku Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya di Indonesia.Jakarta.2010



Tidak ada komentar:

Posting Komentar